Minggu, 18 Januari 2009

SOSOK GURU MATEMATIKA YANG IDEAL


Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus, yang pekerjaan utamanya mendidik, mengajar, membimbing, melatih dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran. Guru yang ideal harus memiliki kualifikasi akademik minimal D4/S1 dan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional dan sosial. Kompetensi guru sebagai agen pembelajara secara formal dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Kualifikasi akademik minimum diperoleh melalu pendidikan tinggi dan sertifikat kompetensi pendidik diperoleh setelah lulus tes ujian sertifikasi. Kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seorang guru yang berprofesi (ideal). Guru yang ideal harus memiliki empat kompetensi dan indikator esensialnya sebagai berikut:
1) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Elemen kepribadian tersebut dapat dijabarkan menjadi sub kompetensi dan indikator yang mantap dan stabil.
a) Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil.
- bertindak sesuai dengan norma hukum
- bertindak sesuai dengan norma sosial
- bangga sebagai pendidik
- memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma

b) Memiliki kepribadian yang dewasa
- Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai pendidik
c) Memiliki kepribadian yang arif
- Menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat
- Menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak
d) Memiliki kepribadian yang berwibawa
- Memiliki perilau yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
e) Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan
- Bertindak sesuai dengan norma religius dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik

2) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan mengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
Elemen kompetensi pedagogik tersebut dapat dijabarkan menjadi:
a) Memahami peserta didik
- Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif
- Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian
- Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik
b) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasarn pendidikan untuk kepentingan pembelajaran
- Menerapkan teori belajar dan pembelajaran
- Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
c) Melaksanakan pembelajaran
- Menata latar (setting) pembelajaran
- Melaksanakan pembelajaran yang kondusif
d) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran
- Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar
- Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar
- Memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
e) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
- Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi akademik dan menfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non akademik


3) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi matematika secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru.
Elemen kompetensi tersebut memiliki subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:
a) Menguasai substansi keilmuan yang terkaid dengan bidang studi matematika
- Memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah
- Memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar.
- Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait.
- Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

b) Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan/materi bidang studi matematika.


4) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Elemen kompetensi sosial memiliki subkompetensi dan indikator sebagai berikut:
a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik
- Berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik
b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan.
c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Guru yang ideal adalah selalu tampil secara profesional, menciptakan fasilitas untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Guru yang ideal adalah insan yang banyak ditiru dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, bertanggungjawab, yang melaksanakan tugas berpegang teguh pada prinsip ”Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.”

Guru yang ideal adalah keberhasilan guru dalam mengkreasi lingkungan belajar secara positif (creating positive learning environment) dan memperdayakan siswa (empowering students) untuk memahami dan menjadi efektif dalam melibatkan diri pada proses pengelolaan kelas dan proses pembelajaran.
Guru yang ideal harus memahami dan melaksanakan beberapa metode inovatif atau orientasi baru yang menjadi fokus kerja manajemen kelas, diantaranya meliputi:
1) Perhatian yang lebih besar pada aspek pendidikan multikultural dan isu-isu gender.
2) Pengembangan fokus ke arah pencerahan kebutuhan siswa, gaya belajar, kultur pembelajaran, dan metode pengelolaan perilaku yang digunakan di kelas.
3) Pengembangan fokus ke arah keterlibatan siswa secara aktif dalam memahami dan mengambil tanggung jawab bagi lingkungan belajarnya dan untuk mendemonstrasikan perilaku positif. Siswa sebagai subyek pembelajaran.
4) Pengembangan studi kasus mengenai bagaimana menciptakan sosok manajemen kelas yang efektif.
5) Perluasan rencana-rencana baru dalam kerangka membangun manajemen kelas yang efektif, serta penentuan strategi proses dan metode yang akurat untuk mengimplementasikannya.
6) Gagasan-gagasan baru mengenai cara guru bekerja untuk memecahkan masalah-masalah keprilakuan khusus yang dialami oleh siswa dalam keseluruhan mainstreams kehidupan untuk dimanipulasi menjadi potensi kondusif di dalam dan di lingkungan kelas.

Guru yang ideal adalah guru yang trampil dalam manajemen kelas. Ketrampilam manajemen kelas (classroom management skills) menduduki posisi primer dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran yang diukur dari efektivitas proses belajar siswa. Guru-guru yang rendah ketrampilannya dalam bidang manajemen kelas, barangkali tidak dapat menyelesaikan banyak hal yang menjadi tugas pokoknya. Konsep manajemen kelas mencakup segala hal, yaitu guru harus merangsang keterlibatan dan kerjasama siswa di dalam keseluruhan aktivitas kelas dan menata lingkungan kerja menjadi produktif bagi proses pendidikan dan pembelajaran. Kinerja manajemen kelas yang efektif memungkinkan lahirnya roda penggerak bagi penciptaan pemahaman diri, evaluasi diri dan internalisasi kontrol diri pada kalangan siswa.
Implikasinya dengan guru matematika yang ideal di samping hal tersebut di atas, maka seorang guru matematika harus menguasai, memahami dan melaksanakan pembelajaran dan penilaian hasil belajar matematika pada aspek pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi, dan pemecahan masalah pada peserta didik.

Indikator pemahaman konsep di antaranya peserta didik mempunyai:
1) Kemampuan menyatakan ulang sebuah konsep.
2) Kemampuan mengklasifikasi obyek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya.
3) Kemampuan memberi contoh dan bukan contoh.
4) Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.
5) Kemampuan mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep.
6) Kemampuan menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu.
7) Kemampuan mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah.

Indikator penalaran dan komunikasi, di antaranya siswa mempunyai:
1) Kemampuan mengajukan alasan.
2) Kemampuan manipulasi matematika.
3) Kemampuan menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi.
4) Kemampuan memeriksa kesahihan suatu argumen.
5) Kemampuan menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.

Indikator pemecahan masalah, di antaranya siswa mempunyai:
1) Kemampuan menunjukkan pemecahan masalah.
2) Kemampuan mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah.
3) Kemampuan menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk.
4) Kemampuan memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat.
5) Kemampuan mengembangkan strategi pemecahan masalah.
6) Kemampuan membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah.
7) Kemampuan menyelesaikan masalah yang tidak rutin.

Sesuai dengan paparan tersebut di atas, maka seorang guru akan menjadi sosok guru (matematika) yang ideal manakala mau dan mampu, memahami dan melaksanakan, menerapkan dan mengimplementasikan apa-apa yang telah dipaparkan di atas dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun juga, mampu mengedepankan sikap dan perilaku yang profesional, semoga.

Tidak ada komentar: